Senin, 29 November 2010

Perilaku Konsumen Terhadap Pemasaran

Perilaku Konsumen



Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan denganpencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan. Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian. Untuk barang berharga jual rendah (low-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan mudah, sedangkan untuk barang berharga jual tinggi (high-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan dengan pertimbangan yang matang. 

pemahaman akan perilaku konsumen dapat diaplikasikan dalam beberapa hal, yang pertama adalah untuk merancang sebuah strategi pemasaran yang baik, misalnya menentukan kapan saat yang tepat perusahaan memberikan diskon untuk menarik pembeli. Kedua, perilaku konsumen dapat membantu pembuat keputusan membuat kebijakan publik. Misalnya dengan mengetahui bahwa konsumen akan banyak menggunakan transportasi saat lebaran, pembuat keputusan dapat merencanakan harga tiket transportasi di hari raya tersebut. Aplikasi ketiga adalah dalam hal pemasaran sosial (social marketing), yaitu penyebaran ide di antara konsumen.[ Dengan memahami sikap konsumen dalam menghadapi sesuatu, seseorang dapat menyebarkan ide dengan lebih cepat dan efektif.








Pendekatan dalam meneliti perilaku konsumen

Terdapat tiga pendekatan utama dalam meneliti perilaku konsumen. Pendekatan pertama adalah pendekatan interpretif. Pendekatan ini menggali secara mendalam perilaku konsumsi dan hal yang mendasarinya. Studi dilakukan dengan melalui wawancara panjang dan focus group discussion untuk memahami apa makna sebuah produk dan jasa bagi konsumen dan apa yang dirasakan dan dialami konsumen ketika membeli dan menggunakannya.
Pendekatan kedua adalah pendekatan tradisional yang didasari pada teori dan metode dari ilmu psikologi kognitif, sosial, dan behaviorial serta dari ilmu sosiologi. Pendekatan ini bertujuan mengembangkan teori dan metode untuk menjelaskan perliku dan pembuatan keputusan konsumen. Studi dilakukan melalui eksperimen dan survey untuk menguji coba teori dan mencari pemahaman tentang bagaimana seorang konsumen memproses informasi, membuat keputusan, serta pengaruh lingkungan sosial terhadap perilaku konsumen.
Pendekatan ketiga disebut sebagai sains marketing yang didasari pada teori dan metode dari ilmu ekonomi dan statistika. Pendekatan ini dilakukan dengan mengembangkan dan menguji coba model matematika berdasarkan hirarki kebutuhan manusia menurut Abraham Maslowuntuk memprediksi pengaruh strategi marketing terhadap pilihan dan pola konsumsi, yang dikenal dengan sebutan moving rate analysis.
Ketiga pendekatan sama-sama memiliki nilai dan tinggi dan memberikan pemahaman atas perilaku konsumen dan strategi marketing dari sudut pandang dan tingkatan analisis yang berbeda. Sebuah perusahaan dapat saja menggunakan salah satu atau seluruh pendekatan, tergantung permasalahan yang dihadapi perusahaan tersebut.








Roda analisis konsumen

Roda analisis konsumen adalah kerangka kerja yang digunakan marketer untuk meneliti, menganalisis, dan memahami perilaku konsumen agar dapat menciptakan strategi pemasaran yang lebih baik. Roda analisis konsumen terdiri dari tiga elemen: afeksi dan kognisi, lingkungan, dan perilaku.
Afeksi dan kognisi
Tipe respons afektif
Elemen pertama adalah afeksi dan kognisi. Afeksi merujuk pada perasaan konsumen terhadap suatu stimuli atau kejadian, misalnya apakah konsumen menyukai sebuah produk atau tidak. Kognisi mengacu pada pemikiran konsumen, misalnya apa yang dipercaya konsumen dari suatu produk. Afeksi dan kognisi berasal dari sistem yang disebut sistem afeksi dan sistem kognisi. Meskipun berbeda, namun keduanya memiliki keterkaitan yang sangat kuat dan saling mempengaruhi.
Manusia dapat merasakan empat tipe respons afektif: emosi, perasaan tertentu,mood, dan evaluasi. Setiap tipe tersebut dapat berupa respons positif atau negatif. Keempat tipe afeksi ini berbeda dalam hal pengaruhnya terhadap tubuh dan intensitas perasaan yang dirasakan. Semakin kuat intensitasnya, semakin besar pengaruh perasaan itu terhadap tubuh, misalnya terjadi peningkatan tekanan darah, kecepatan pernafasan, keluarnya air mata, atau rasa sakit di perut. Bila intensitasnya lemah, maka pengaruhnya pada tubuh tidak akan terasa.
Sistem kognisi terdiri dari lima proses mental, yaitu: memahami, mengevaluasi, merencanakan, memilih, dan berpikir. Proses memahami adalah proses menginterpretasi atau menentukan arti dari aspek tertentu yang terdapat dalam sebuah lingkungan. mengevaluasi berarti menentukan apakah sebuah aspek dalam lingkungan tertentu itu baik atau buruk, positif atau negatif, disukai atau tidak disukai. Merencanakan berarti menentukan bagaimana memecahkan sebuah masalah untuk mencapai suatu tujuan. Memilih berarti membandingkan alternatif solusi dari sebuah masalah dan menentukan alternatif terbaik, sedangkan berpikir adalah aktifitas kognisi yang terjadi dalam ke empat proses yang disebutkan sebelumnya.
Fungsi utama dari sistem kognisi adalah untuk menginterpretasi, membuat masuk akal, dan mengerti aspek tertentu dari pengalaman yang dialami konsumen. Fungsi kedua adalah memproses interpretasi menjadi sebuah task kognitif seperti mengidentifikasi sasaran dan tujuan, mengembangkan dan mengevaluasi pilihan alternatif untuk memenuhi tujuan tersebut, memilih alternatif, dan melaksanakan alternatif itu.
Besar kecilnya intensitas proses sistem kognitif berbeda-beda tergantung konsumennya, produknya, atau situasinya. Konsumen tidak selalu melakukan aktifitas kognisi secara ekstensif, dalam beberapa kasus, konsumen bahkan tidak banyak berpikir sebelum membeli sebuah produk.

























 

Proses pengambilan keputusan pembelian

Sebelum dan sesudah melakukan pembelian, seorang konsumen akan melakukan sejumlah proses yang mendasari pengambilan keputusan, yakni:
 Pengenalan masalah (problem recognition). Konsumen akan membeli suatu produk sebagai solusi atas permasalahan yang dihadapinya. Tanpa adanya pengenalan masalah yang muncul, konsumen tidak dapat menentukan produk yang akan dibeli.
1.     Pencarian informasi (information source). Setelah memahami masalah yang ada, konsumen akan termotivasi untuk mencari informasi untuk menyelesaikan permasalahan yang ada melalui pencarian informasi. Proses pencarian informasi dapat berasal dari dalam memori (internal) dan berdasarkan pengalaman orang lain (eksternal). Mengevaluasi alternatif (alternative evaluation).  Setelah konsumen mendapat berbagai macam informasi, konsumen akan mengevaluasi alternatif yang ada untuk mengatasi permasalahan yang dihadapinya.
2.     Keputusan pembelian (purchase decision). Setelah konsumen mengevaluasi beberapa alternatif strategis yang ada, konsumen akan membuat keputusan pembelian. Terkadang waktu yang dibutuhkan antara membuat keputusan pembelian dengan menciptakan pembelian yang aktual tidak sama dikarenakan adanya hal-hal lain yang perlu dipertimbangkan.
3.     Evaluasi pasca pembelian (post-purchase evaluation) merupakan proses evaluasi yang dilakukan konsumen tidak hanya berakhir pada tahap pembuatan keputusan pembelian. Setelah membeli produk tersebut, konsumen akan melakukan evaluasi apakah produk tersebut sesuai dengan harapannya. Dalam hal ini, terjadi kepuasan dan ketidakpuasan konsumen. Konsumen akan puas jika produk tersebut sesuai dengan harapannya dan selanjutnya akan meningkatkan permintaan akan merek produk tersebut di masa depan. Sebaliknya, konsumen akan merasa tidak puas jika produk tersebut tidak sesuai dengan harapannya dan hal ini akan menurunkan permintaan konsumen di masa depan.

 

Faktor-faktor yang mempengaruhi

Terdapat 5 faktor internal yang relevan terhadap proses pembuatan keputusan pembelian:
1.     Motivasi (motivation) merupakan suatu dorongan yang ada dalam diri manusia untuk mencapai tujuan tertentu.
2.     Persepsi (perception) merupakan hasil pemaknaan seseorang terhadap stimulus atau kejadian yang diterimanya berdasarkan informasi dan pengalamannya terhadap rangsangan tersebut.
3.      Pembentukan sikap (attitude formation) merupakan penilaian yang ada dalam diri seseorang yang mencerminkan sikap suka/tidak suka seseorang akan suatu hal.
4.     Integrasi (integration) merupakan kesatuan antara sikap dan tindakan.  Integrasi merupakan respon atas sikap yang diambil. Perasaan suka akan mendorong seseorang untuk membeli dan perasaan tidak suka akan membulatkan tekad seseorang untuk tidak membeli produk tersebut.









Analisis Perilaku Konsumen Terhadap Produk Sabun Mandi Cair
Sabun mandi merupakan produk yang telah menjadi kebutuhan primer dalam kehidupan masyarakat sehari - hari. Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia, maka pasar untuk produk ini juga akan terus bertambah. Dalam industri sabun mandi dikenal ada dua bentuk yaitu sabun mandi padat dan sabun mandi cair. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh PT. Corinthian Infopharma Corpora pada tahun 2003, menunjukkan bahwa rata-rata pertumbuhan permintaan akan produk sabun mandi cair dalam periode 1996 hingga 2002 yaitu sebesar 16,6 persen, sedangkan untuk produk sabun mandi padat yaitu sebesar 4,58 persen. Demikian juga dengan produksi sabun mandi cair yang terus meningkat mencapai 16,09 persen per tahun dan 8,34 persen per tahun untuk produksi sabun mandi padat. Hal tersebut menunjukkan bahwa ada kecenderungan konsumen lebih memilih sabun mandi cair dibanding sabun mandi padat. 
Dengan jumlah penduduk Indonesia sekitar 210 juta jiwa dan pertumbuhan penduduk yang mencapai 1,35 persen per tahun, maka diprediksi dalam lima tahun mendatang penggunaan produk sabun mandi akan terus meningkat yakni sebesar lima persen per tahun. Dengan kondisi saat ini di mana produk sabun mandi cair yang beredar di pasaran sangat beragam, menyebabkan konsumen harus memilih produk seperti apa yang memang disukainya. Oleh karena itu, dengan mengetahui perilaku dari konsumen mengenai produk sabun mandi cair, maka perusahaan dapat meningkatkan pangsa pasarnya melalui retensi dan akusisi. Didasari oleh hal tersebut penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perilaku konsumen terhadap atribut produk sabun mandi cair, bagaimana segmentasi konsumen produk sabun mandi, baik sabun mandi cair maupun sabun mandi padat, bagaimana positioning produk sabun mandi cair berdasarkan persepsi konsumen dan bagaimana sensitifitas konsumen terhadap harga produk sabun mandi cair. Dari penelitian ini diharapkan akan diperoleh informasi strategis mengenai usaha - usaha pemasaran melalui perilaku konsumen terhadap produk sabun mandi cair. 
Penelitian ini dilakukan di Kota Bogor melalui studi kasus. Waktu penelitian dilaksanakan dari bulan Februari hingga Maret 2005. Penelitan ini menggunakan pendekatan riset deskriptif. Data dan informasi dikumpulkan melalui metode survei dengan menggunakan kuesioner. Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder, baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Pada penelitian ini, sampel diambil dari penghuni perumahan di kota Bogor sebanyak 120 orang yang dipilih secara acak. Teknik analisis yang digunakan adalah (1) Analisis deskriptif, untuk mengetahui secara umum pola - pola dari jawaban yang diberikan responden dengan cara mentabulasikan data yang diperoleh dan dilakukan perhitungan persentasenya. (2) Analisis CHAID (Chi-square Automatic Interaction Detection), untuk menelusuri kegiatan keterkaitan struktural antara peubah respon dengan peubah - peubah penjelas yang berjenis kategorik. (3) Analisis Thurstone, untuk mempelajari hubungan kuantitatif antara stimulus dan responden. (4) Analisis Sensitifitas Harga (PSM), untuk mencari kisaran harga yang paling tepat bagi produk. 
Hasil analisis CHAID menunjukkan bahwa responden terbagi dalam tiga kategori yaitu non - user tidak berminat adalah responden yang tidak berminat untuk menggunakan produk sabun mandi cair, non - user berminat adalah responden yang berminat menggunakan produk sabun mandi cair dan user adalah responden pengguna produk sabun mandi cair. Responden non-user tidak berminat adalah kelompok orang yang beranggapan bahwa produk sabun mandi cair bukan merupakan produk satu - satunya yang dapat menjaga kesehatan kulit, menggunakan produk sabun mandi cair bukan merupakan suatu kepraktisan, tidak selalu mendapatkan apa yang diinginkan serta memiliki perilaku yang tidak bertanggungjawab atas apa yang dikerjakannya. Responden non-user berminat adalah sekelompok orang yang beranggapan bahwa sabun mandi cair dapat menjaga kesehatan kulit, bersikap netral terhadap aktivitas yang memiliki tantangan, ingin selalu jadi perhatian orang lain, bertanggungjawab atas apa yang dikerjakannya dan meyakini bahwa sabun mandi cair merupakan suatu kepraktisan. Responden user adalah kelompok orang yang setuju bahwa sabun mandi cair dapat menjaga kesehatan kulit, menyukai aktivitas yang menantang, persaingan yang tinggi membuatnya terpacu dan menggunakan produk sabun mandi cair karena menginginkan suatu kepraktisan. 
Alasan responden non - user tidak berminat untuk tidak menggunakan produk sabun mandi cair adalah karena kebiasaan menggunakan sabun mandi padat. Berikutnya alasan responden non - user berminat belum menggunakan produk sabun mandi cair adalah karena harga produk sabun mandi cair masih terlalu tinggi. 
Tujuan responden user menggunakan produk sabun mandi cair adalah karena kemudahan penggunaannya, lebih higienis dan aroma produk yang tahan lama. Atribut produk sabun mandi cair yang menjadi preferesi konsumen non - user berminat adalah manfaat yang ditawarkan oleh produk sabun mandi cair, harga produk yang terjangkau dan kecocokan terhadap kulit. Kemudian atribut produk sabun mandi cair yang menjadi preferesi konsumen user adalah aroma atau keharuman dari produk sabun mandi cair, manfaat produk dan kecocokan terhadap kulit. 
Persepsi konsumen non - user berminat mengenai positioning produk sabun mandi cair adalah Biore dipersepsikan sebagai produk yang dapat memberikan kesegaran. Kemudian Lux dipersepsikan sebagai produk yang dapat merawat kelembutan kulit. 
Selanjutnya, Lifebuoy dipersepsikan sebagai produk yang dapat menjaga kesehatan kulit. Untuk konsumen user, Biore dipersepsikan sebagai produk yang identik dengan kemudahan untuk mendapatkannya. Memiliki varian produk yang banyak dipersepsikan untuk merek Lux. Sedangkan untuk merek Lifebuoy diposisikan sebagai produk sabun mandi cair yang dapat menjaga kesehatan kulit. 
Hasil analisis sensitivitas harga menunjukkan bahwa kisaran harga yang dapat diterima konsumen (range of acceptable prices) untuk sabun mandi cair kemasan 100 ml berdasarkan kualitas yang ada saat ini yakni adalah berkisar antara Rp 4.250 sampai dengan Rp 5.700. Kisaran harga yang dapat diterima konsumen (range of acceptable prices) untuk sabun mandi cair kemasan 250 ml berdasarkan kualitas yang ada saat ini yakni adalah berkisar antara Rp 7.500 sampai dengan Rp 8.800. Kisaran harga yang dapat diterima konsumen (range of acceptable prices) untuk sabun mandi cair kemasan 300 ml berdasarkan kualitas yang ada saat ini yakni adalah berkisar antara Rp 9.500 sampai dengan Rp 11.000. 
Implikasi manajerial bagi perusahaan dalam pemasaran produk sabun mandi cair yang dapat diterapkan oleh manajemen perusahaan adalah: (1) Untuk konsumen non-user tidak berminat, perusahaan dapat melakukan pendekatan melalui model rangsangan dari luar seperti pemberian contoh sampel produk secara gratis, pemanfaatan jasa sales promotion girl (SPG) dalam menawarkan produk langsung pada konsumen ini dan pemberian banded produk sabun mandi cair pada produk yang sering dibeli oleh segmen ini terutama untuk produk toiletries seperti deodorant dan cologne. (2) Untuk konsumen non - user berminat, mengupayakan penyesuaian harga dengan kualitas yang sesuai dengan produk yang dipasarkan. Perusahaan dapat menetapkan strategi harga dengan baik seperti produk sabun mandi cair dikemas dalam kemasan sachet dengan harga terjangkau, pembuatan kemasan botol dengan isi yang lebih sedikit, kerjasama dengan pedagang terutama pedagang ritel dalam pemberian diskon untuk produk sabun mandi cair melalui paket superhemat. (3) Sedangkan untuk konsumen user, perusahaan perlu menciptakan variasi produk yang lebih memudahkan konsumen dalam penggunaannya seperti bentuk kemasan yang ramping sehingga mudah untuk dipegang, tutup kemasan yang fleksibel sehingga mudah untuk menutup dan membukanya. Untuk pengembangan produk berdasarkan atribut aroma, perusahaan dapat menciptakan produk dengan berbagai jenis aroma bunga seperti aroma bunga rose, mawar atau melati. Aroma lain yang juga dapat dikembangkan adalah aroma buah (seperti jeruk dan apel) dan aroma rempah - rempah. Harga untuk kemasan 100 ml, idealnya adalah Rp 5.250. Harga untuk kemasan 250 ml, idealnya adalah Rp 8.250. Sedangkan harga ideal untuk kemasan 300 ml adalah Rp 10.000







DAFTAR PUSTAKA








Senin, 22 November 2010

PENGARUH SUKU BUNGA TERHADAP PEMASARAN


A. Pengertian Pemasaran
Ada beberapa definisi mengenai pemasaran diantaranya adalah :
a. Philip Kotler (Marketing) pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran.
b. Menurut Philip Kotler dan Amstrong pemasaran adalah sebagai suatu proses sosial dan managerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan lewat penciptaan dan pertukaran timbal balik produk dan nilai dengan orang lain.
c. Pemasaran adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, promosi dan mendistribusikan barang- barang yang dapat memuaskan keinginan dan mencapai pasar sasaran serta tujuan perusahaan.
d. Menurut W Stanton pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan pembeli maupun pembeli potensial.

B.Suku Bunga
      Beberapa pengertian tentang suku bungan, diantaranya adalah :
1.      Menurut Djaslim Saladin, Konsep Dasar Ekonomi dan Lembaga, menguraikan pendapat David Ricardo yang berpendapat bunga adalah jika memang banyak yang dilakukan dengan menggunakannya., banyak pula yang diberikan dengan menggunakannya. Sedangkan Bohm Bawaer menganggap bahwa bunga itu timbul karena orang lebih menyukai barang dimasa datang., dan menganggap bunga yang dibayarkan adalah diskonto yang harus dibayarkan. Bunga ditentukan oleh penyediaan dan permintaaan akan dana yang dipinjam.
2.      Menurut Manuharawati dan Rudianto Artiono dalam Matematika Keuangan, bunga adalah suatu jasa yang berbentuk uang yang diberikan oleh seorang peminjam atau pembeli terhadap orang yang meminjamkan modal atau penjual atas persetujuan bersama.
3.      Menurut M. Farud M dalam tesisnya menguraikan bahwa dalam literature ekonomi, yang dimaksud dengan suku bunga adalah ‘harga’ yang terjadi dipasar uang dan modal. Harga disini adalah harga dari penggunaan uang untuk jangka waktu ditentukan bersama.
4.      Menurut Nopirin dalam bukunya Pengantar Ilmu Ekonomi Makro-Mikro menguraikan bahwa dalan pengertian sempit, kaum klasik berpendapat bahwa suku bunga merupakan hasil interaksi antara tabungan dan investasi. Definis kaum klasik yang dikemukakan oleh John Maynard Keynes, bahwa suku bunga ditentukan oleh penawaran dan permintaan terhadap uang.


Pengaruh Suku Bunga terhadap Pemasaran Produk Minyak Wangi

Indonesia merupakan salah satu negara penghasil minyak atsiri yang cukup penting didunia, bahkan untuk beberapa komoditas menguasai pangsa pasar dunia. Pentingnyakomoditi ini bagi Indonesia, kendatipun menyumbang devisa relatif kecil di bandingkandengan total nilai ekspor, karena peranannya dalam meningkatkan pendapatanmasyarakat cukup besar. Bahkan akhir-akhir ini harga jual minyak atsiri meningkattajam yang diiringi dengan meningkatnya penerimaan petani produsen minyak atsiritersebut. Minyak atsiri dapat dihasilkan dari berbagai bagian tanaman seperti akar,batang, ranting, daun, bunga atau buah. Jenis tanaman yang dapat menghasilkanminyak atsiri sekitar 150 - 200 species.
Minyak atsiri yang beredar di pasaran dunia sekitar 70 macam. Di Indonesia terdapatsekitar 40 species tanaman yang dapat menghasilkan minyak atsiri, namun telah dikembangkan sekitar 12 macam dan yang ekspornya telah mantap baru sembilanmacam. Di antara minyat atsiri yang cukup terkenal adalah minyak nilam. Di pasaranminyak atsiri dunia, mutu minyak nilam Indonesia di kenal paling baik dan menguasaipangsa pasar 80 - 90%. Minyak nilam (patchouli oil) merupakan salah satu minyak atsiriyang banyak diperlukan untuk bahan industri parfum dan kosmetik, yang dihasilkan daridestilasi daun tanaman nilam (Pogostemon patchouli). Bahkan minyak nilam dapat puladi buat menjadi minyak rambut dan saus tembakau. Parfum yang dicampuri minyakyang komponen utamanya patchouli alcohol (C15H26) ini, aroma harumnya akanbertahan lebih lama.
Sentra produksi minyak nilam di Indonesia adalah Daerah Istimewa Aceh, SumateraUtara, dan Sumatera Barat. Daerah lain yang sedang mengembangkan komoditi ini diantaranya adalah Bengkulu, Lampung dan beberapa daerah di Jawa. Lebih dari 80%minyak nilam Indonesia dihasilkan dari Daerah Istemewa Aceh, Sumatera Utara danSumatera Barat, yang sebagian besar produksinya di ekspor ke negara-negara industri.
Kendati kontribusi ekspor minyak nilam relatif kecil terhadap devisa total Indonesia,namun perkembangan volume dan nilai ekspor komoditi ini meningkat cukup tajamsetiap tahunnya. Bahkan akhir-akhir ini harga jual ekspor di pasaran dunia mencapaiUS $ 1.000 per kg. Prospek ekspor komoditi ini pada masa yang akan datang jugamasih cukup besar, seiring dengan semakin tingginya permintaan terhadapparfum/kosmetika, trend mode dan belum berkembangnya barang subsitusi essential oilyang bersifat pengikat (fiksasi) dalam industri parfum/kosmetika. Prospek ekspor yangcukup besar ini seharusnya mampu diiringi oleh pengembangan budidaya dan industriminyak nilam di dalam negeri. Usaha pengembangan ini akan lebih berdaya guna bilausaha kecil yang selama ini di kelola secara tradisional bermitra dengan usaha besaryang pada umumnya lebih mengusai pasar ekspor dan telah memiliki kemampuanteknologi budidaya dan industri minyak nilam. Kemitraan yang saling membutuhkan dansaling menguntungkan merupakan landasan utama bagi pengembangan komoditi in

http://majidbsz.wordpress.com/2008/ 06/30/pengertian-konsep-definisi-pemasaran

My Holiday

Wheen fasting day was almost over. we prepared for a moeslims celebrate day. Most of moeslims people in Indonesia want celebrate in the village. Where they could meet a grand mother, grand father, brother, sister, uncle and aunt. Like i went to my village on west java with my mother to meet my family.
I spent more than 8 hours before i arrive on my village cause i met so many traffic jam on the trip. In the morning of moeslim celebrate day. Me and my family went to mosque for praying commorate a moeslims celebrate day. After that me and my family went to my father and my brother cemetery. And then we came back to home, we hand shake with anther people and said " forgive me ". On the next day me and my family went to recreation place on west java for refreshing my mind. And then I took a rest for preparing my self before back to work.

Jumat, 19 November 2010

PHOBIA

DEFINISI PHOBIA

Phobia biasanya merupakan sebuah ketakutan irasional yang sudah mengakar dari pikiran yang salah bahwa sesuatu atau seseorang dapat menyebabkan beberapa kerugian bagi Anda. Dan pada kenyataannya hal itu merupakan kegelisahan yang paling sering terjadi.
Definisi Phobia iistilah yang menggambarkan lebih lanjut sebagai fobi menyebabkan banyak kompleksitas fisik dan emosi yang berbeda dari Handicaps serius untuk akrab dan ketakutan peculiarities sepele. Biasanya nyata sebagai takut, permusuhan, kebencian, benci, diskriminasi, atau prasangka terhadap objek yang arousing fobi. 

Fobi definisi phobias membagi menjadi dua kelompok utama: 
Sosial phobias fobi menurut definisi adalah ketakutan terhadap masyarakat secara umum, yaitu orang lain, hubungan sosial, kinerja kegelisahan, takut makan di depan umum, dll Salah satu contoh umum akan, agoraphobia, yang merupakan kondisi kesehatan yang sangat umum dan konstan menerima perhatian medis dari persaudaraan. Itu pada dasarnya adalah takut meninggalkan anda aman dari lingkaran anggota keluarga Anda dikenal 'aman' sekitar, dan venturing dari itu. Phobias ini telah menyebabkan rumit, yang merupakan kombinasi dari otak-kimia, genetika, dan turun temurun bersatu dengan pengalaman hidup. 

Spesifik phobias fobi menurut definisi adalah takut dari satu objek atau alasan tertentu, seperti kucing, tinggi, masih air dll Orang-orang menderita dengan fobi ini biasanya menghindari jalan mereka fobi. Spesifik fobi bisa dihubungkan ke melukai beberapa pengalaman yang terjadi pada tahap awal kehidupan. 
Anxiety


MACAM – MACAM PHOBIA


Takut Air = Hydrophobia,
Takut Agama = Theologicophobia,
Takut Alat Kelamin = Kolpophobia,
Takut Aliran Udara = Aerophobia,
Takut Alkohol = Methyphobia,
Takut Alkohol = Potophobia,
Takut Amnesia = Amnesiphobia,
Takut Anggur = Oenophobia,
Takut Angin = Ancraophobia,
Takut Angka = Arithmophobia,
Takut Angka 13 – Triskaidekaphobia,
Takut Angka 8 = Octophobia,
Takut Anjing = Cynophobia,
Takut Anjing Laut = Lutraphobia,
Takut Anus = Rectophobia,
Takut Api = Arsonphobia,
Takut Api = Pyrophobia,
Takut Awan = Nephophobia,
Takut Ayam = Alektorophobia,
Takut Ayan = Hylephobia,
Takut Badut = Coulrophobia,
Takut Bahan Kimia – Chemophobia,
Takut Bangunan Tinggi = Batophobia,
Takut Banjir = Antlophobia,
Takut Bapak Tiri = Vitricophobia,
Takut Batu Nisan = Placophobia,
Takut Bau Badan = Bromidrosiphobia,
Takut Bau Bauan = Olfactophobia,
Takut Bau Busuk = Autodysomophobia,
Takut Bawa Mobil – Amaxophobia,
Takut Bawang Putih = Alliumphobia,
Takut Bayangan = Sciaphobia,
Takut Bebas = Eleutherophobia,
Takut Belanda = Dutchphobia,
Takut Benang = Linonophobia,
Takut Benda di Sebelah Kanan = Dextrophobia,
Takut Benda di Sebelah Kiri = Levophobia,
Takut Berantakan = Ataxophobia,
Takut Berbicara = Laliophobia,
Takut Bercinta = Malaxophobia,
Takut Bercinta = Sarmassophobia,
Takut Berdosa = Hamartophobia,
Takut Berfikir = Phronemophobia,
Takut Berita Baik = Euphobia,
Takut Berjalan = Stasibasiphobia,
Takut Berjanji = Enissophobia,
Takut Berkotbah = Homilophobia,
Takut Berlarut = Apeirophobia,
Takut Bersenggama = Coitophobia,
Takut Bertanggung Jawab = Hypegiaphobia,
Takut Binatang = Zoophobia.
Takut Binatang Liar = Agrizoophobia,
Takut Binatang Melata = Herpetophobia,
Takut Bintang = Astrophobia,
Takut Bintang = Siderophobia,
Takut Bintang Berekor = Cometophobia,
Takut Bom Atom = Atomosophobia,
Takut Boneka = Pediophobia,
Takut Boneka Bersuara Perut = Automatonophobia,
Takut Bosan = Xerophobia,
Takut Botak = Phalacrophobia,
Takut Buang Air Besar = Rhypophobia,
Takut Buku = Bibliophobia,
Takut Bulan = Selenophobia,
Takut Bulu Ayam = Pteronophobia,
Takut Bunga = Anthophobia,
Takut Bunga Es = Pagophobia,
Takut Bungkuk = Kyphophobia,
Takut Burung = Ornithophobia,
Takut Buta = Scotomaphobia,
Takut Cabut Gigi = Odontophobia,
Takut Cacing = Helminthophobia,
Takut Cacing = Scoleciphobia,
Takut Cacing Pita = Taeniophobia,
Takut Cacing Pita **** = Trichinophobia,
Takut Cahaya = Photophobia,
Takut Cahaya dari Utara = Auroraphobia,
Takut Caplak = Phthiriophobia,
Takut Cemburu = Zelophobia,
Takut Cermin = Catoptrophobia,
Takut Cina = Sinophobia,
Takut Corak Baru – Cainophobia
Takut Daerah Perbatasan = Claustrophobia,
Takut Daging = Carnophobia,
Takut Dagu = Geniophobia,
Takut Danau = Limnophobia,
Takut Darah = Hemaphobia,
Takut Debu = Amathophobia,
Takut Debu = Koniophobia,
Takut Demam = Febriphobia,
Takut Demam = Fibriophobia,
Takut Demo = Daemonophobia,
Takut dengan Seks = Erotophobia,
Takut Dewa = Zeusophobia,
Takut Di dalam Rumah = Oikophobia,
Takut di Ejek = Katagelophobia,
Takut di Hipnotis = Hynophobia,
Takut Di pandang = Opthalmophobia,
Takut Diabaikan = Athazagoraphobia,
Takut Dibatasi – Merinthophobia,
Takut Dibenci = Melophobia,
Takut Dicekik = Pnigophobia,
Takut Dicuri = Cleptophobia,
Takut Dihukum = Mastigophobia,
Takut Dihukum Berat = Rhabdophobia,
Takut Dikubur Sendirian =Taphephobia,
Takut Diluar Ruangan =Spacephobia,
Takut Dingin =Cheimaphobia,
Takut Dingin =Psychrophobia,
Takut Dinilai Negatif =Socialphobia,
Takut Diracun =Toxicophobia,
Takut Dirampok =Harpaxophobia,
Takut Disentuh =Aphenphosmphobia,
Takut Disentuh – Chiraptophobia,
Takut Disentuh =Haphephobia,
Takut Disuntik =Trypanophobia,
Takut Ditatap =Scopophobia,
Takut Ditertawakan =Catagelophobia,
Takut Ditinggal Sendiri =Eremophobia,
Takut Dokter Gigi =Dentophobia,
Takut Dubur =Proctophobia,
Takut Duduk =Cathisophobia,
Takut Duduk =Taasophobia,
Takut Duduk di Bawah =Kathisophobia,
Takut Emas =Aurophobia,
Takut Es Batu =Cryophobia,
Takut Fenomena Kosmis =Kosmikophobia,
Takut Filosofi =Philosophobia,
Takut Gagal =Atychiphobia,
Takut Gagap =Psellismophobia,
Takut Gatal =Acarophobia,
Takut Gatal =Pellagrophobia,
Takut Gedung Pertunjukan =Theatrophobia,
Takut Gelap =Achluophobia,
Takut Gelap =Lygophobia,
Takut Gelas =Hyelophobia,
Takut Gelombang =Kymophobia,
Takut Gembira =Cherophobia,
Takut Gerakan =Kinetophobia,
Takut Gereja =Ecclesiophobia,
Takut Getaran =Tremophobia,
Takut Gravitasi =Barophobia,
Takut Guntur =Ceraunophobia,
Takut Halloween =Samhainophobia,
Takut Hamil =Tocophobia,
Takut Hantu =Bogyphobia,
Takut Hantu =Phasmophobia,
Takut Hantu =Spectrophobia,
Takut Hujan =Ombrophobia,
Takut Hujan =Pluviophobia,
Takut Hukum =Dikephobia,
Takut Hukuman =Poinephobia,
Takut Hutan =Hylophobia,
Takut Hutan =Xylophobia,
Takut Hutan di Malam Hari =Nyctophobia,
Takut Ibu Tiri =Novercaphobia,
Takut Ide =Ideophobia,
Takut Ide Baru =Cenophobia,
Takut Ikan =Ichthyophobia,
Takut Inggris =Anglophobia,
Takut Insektisida =Entomophobia,
Takut Istilah Latin =Hellenologophobia,
Takut Jadi Gila =Lysssophobia,
Takut Jadi Homoseks =Homophobia,
Takut Jahudi =Judeophobia,
Takut Jalan =Ambulophobia,
Takut Jamur =Mycophobia,
Takut Jarum =Aichmophobia,
Takut Jatuh – Basiphobia
Takut Jatuh Cinta =Philophobia,
Takut Jelek =Cacophobia,
Takut Jembatan Penyeberangan =Gephydrophobia,
Takut Jenggot =Pogonophobia,
Takut Jenis Kelamin Berbeda =Heterophobia,
Takut Jepang =Japanophobia,
Takut Jerman =Germanophobia,
Takut Jerman =Teutophobia,
Takut Jomblo =Anuptaphobia,
Takut Jum’at ke 13 =Paraskavedekatriaphobia,
Takut Kabut =Homichlophobia,
Takut Kacang =Arachibutyrophobia,
Takut Kaget =Hormephobia,
Takut Kain Lap =Vestiphobia,
Takut Kain Satin =Satanophobia,
Takut Kalah =Kakorrhaphiophobia,
Takut Kanker – Carcinophobia,
Takut Kanker =Cancerophobia,
Takut Kata Kata =Logophobia,
Takut Kata Kata =Verbophobia,
Takut Kata Panjang = Hippopotomonstrosesquippedaliophobia,
Takut Kata yang Panjang =Sesquipedalophobia,
Takut Katak =Ranidaphobia,
Takut Kaya =Plutophobia,
Takut Ke Sekolah =Didaskaleinophobia,
Takut Kecelakaan =Dystychiphobia,
Takut Kedalaman =Bathophobia,
Takut Kedokter =Iatrophobia,
Takut Kegelapan =Myctophobia,
Takut Kegelapan =Scotophobia,
Takut Kejatuhan Benda =Atephobia,
Takut Kekacauan =Demophobia,
Takut Kelahiran =Parturiphobia,
Takut Kelainan Bentuk =Dysmorphophobia,
Takut Kelamin Wanita =Eurotophobia,
Takut Kemajuan =Prosophobia,
Takut Kembali ke Rumah =Nostophobia,
Takut Kembung =Anginophobia,
Takut Kencing =Urophobia,
Takut Keramaian =Agoraphobia,
Takut Kerang-Kerangan =Ostraconophobia,
Takut Kereta Api = Diderodromophobia,
Takut Keriput =Rhytiphobia,
Takut Kerja Berlebihan =Ponophobia,
Takut Kertas =Papyrophobia,
Takut Kesakitan =Agliophobia,
Takut Ketinggian =Altophobia,,
Takut Ketinggian =Hypsiphobia,
Takut Ketularan =Tapinophobia,
Takut Keturunan =Patroiophobia,
Takut Kezaliman =Tyrannophobia,
Takut Kilat =Brontophobia,
Takut Kodok =Bufonophobia,
Takut Komputer =Cyberphobia,
Takut Komputer =Logizomechanophobia,
Takut Kotor =Automysophobia,
Takut Kotoran =Myxophobia,
Takut Kriminal =Peccatophobia,
Takut Kristal =Crystallophobia,
Takut Kuburan =Coimetrophobia,
Takut Kucing =Ailurophobia,
Takut Kucing =Elurophobia,
Takut Kucing =Felinophobia,
Takut Kuda =Equinophobia,
Takut Kuda =Hippophobia,
Takut Kulit Binatang =Doraphobia,
Takut Kuman =Spermatophobia,
Takut Kunci – Chronomentrophobia,
Takut Kutu =Pediculophobia,
Takut Laba Laba =Arachnophobia,
Takut Laki Laki =Androphobia,
Takut Laki Laki =Arrhenophobia,
Takut Lampu Sorot =Selaphobia,
Takut Laut =Thalassophobia,
Takut Lawan Jenis =Sexophobia,
Takut Lebah =Apiphobia,
Takut Lecet =Amychophobia,
Takut Lelah =Kopophobia,
Takut Lembab =Hygrophobia,
Takut Lengket di Langit Mulut =Arachibutyrophobia,
Takut Listrik =Enochlophobia,
Takut Logam =Metallophobia,
Takut Lompat =Catapedaphobia,
Takut Luka =Dematophobia,
Takut Luka =Traumatophobia,
Takut Lumpuh =Poliosophobia,
Takut Lumpur =Blennophobia,
Takut Lutut – Genuphobia,
Takut Mabuk Udara =Aeronausiphobia,
Takut Makan =Phagophobia,
Takut Makan =Sitiophobia,
Takut Makanan – Cibophobia,
Takut Makanan =Sitophobia,
Takut Mal Praktek =Ergasiophobia,
Takut Malam =Noctiphobia,
Takut Maling =Scelerophobia,
Takut Mandek =Ankylophobia,
Takut Mandi – Ablutophobia,
Takut Marah =Angrophobia,
Takut Masak =Mageirocophobia,
Takut Mata Kabur =Diplophobia,
Takut Mata Mata =Ommatophobia,
Takut Matahari =Heliophobia,
Takut Matahari – Phengophobia,
Takut Mati =Necrophobia,
Takut Mati =Thantophobia,
Takut Melahirkan =Lockiophobia,
Takut Melahirkan =Maieusiophobia,
Takut Melarat – Peniaphobia
Takut Melihat Massa =Ochlophobia,
Takut Membelakangi =Dishabiliophobia,
Takut Membuat Keputusan =Decidophobia,
Takut Membuat Perubahan =Tropophobia,
Takut Membuka Satu Mata =Optophobia,
Takut Membusuk =Seplophobia,
Takut Menari – Chorophobia,
Takut Mencium =Philemaphobia,
Takut Mendengar Kata Tertentu =Onomatophobia,
Takut Menderita =Panthophobia,
Takut Menganggur =Domatophobia,
Takut Mengingat =Mnemophobia,
Takut Menikah =Gamophobia,
Takut Menjadi Sakit =Nosemaphobia,
Takut Menstruasi =Monophobia,
Takut Menua =Gerascophobia,
Takut Menulis di Papan =Scriptophobia,
Takut Menunggu Lama =Macrophobia,
Takut Menyeberang =Agyrophobia,
Takut Menyeberang Jalan =Dromophobia,
Takut Merasa Nyaman =Hedonophobia,
Takut Mertua =Pentheraphobia,
Takut Mertua =Soceraphobia,
Takut Mesin =Mechanophobia,
Takut Meteor =Meterorophobia,
Takut Mikroba =Bacillophobia,
Takut Mikroba =Microbiophobia,
Takut Milik =Orthophobia,
Takut Mimisan =Epistaxiophobia,
Takut Mimpi =Oneirophobia,
Takut Mimpi Basah =Oneirogmophobia,
Takut Minum Obat =Pharmacophobia,
Takut Minuman =Dipsophobia,
Takut Mitos =Mythophobia,
Takut Mobil =Motorphobia,
Takut Monster =Teratophobia,
Takut Mukanya Merah =Ereuthophobia,
Takut Mulut Kejang =Tetanophobia,
Takut Muntahan =Emetophobia,
Takut Naik Mobil =Ochophobia,
Takut Naik Pesawat =Aerophobia,
Takut Naik Pesawat =Aviophobia,
Takut Nama Nama =Namatophobia,
Takut Neraka =Hadephobia,
Takut Neraka =Stigiophobia,
Takut Ngaca =Eisoptrophobia,
Takut Ngaceng =Ithypallophobia,
Takut Ngebut =Tachophobia,
Takut Ngengat =Mottophobia,
Takut Noda =Rupophobia,
Takut Nomer =Numerophobia,
Takut Nyeri =Algophobia,
Takut Nyeri =Odynephobia,
Takut Obat Baru =Neopharmaphobia,
Takut Ombak =Cymophobia,
Takut Operasi =Tomophobia,
Takut Orang Asing =Xenophobia,
Takut Orang Asing =Xenophobia,
Takut Orang Botak =Peladophobia,
Takut Orang Buntung – Apotemnophobia,
Takut Orang Suci – Hagiophobia,
Takut Otot Gerak Sendiri – Ataxiophobia,
Takut Panas – Thermophobia,
Takut Parasit – Parasitophobia,
Takut Paus – Papaphobia,
Takut Pelecehan Seksual – Agraphobia,
Takut Pelecehan Seksual – Contreltophobia,
Takut Peluru – Ballistophobia,
Takut Pembicaraan Dinner – Deipnophobia,
Takut Pemerkosa – Virginitiphobia,
Takut Pendapat – Allodoxaphobia,
Takut Pendeta – Hierophobia,
Takut Pengemis – Hobophobia,
Takut Pengetahuan – Epistemphobia,
Takut Pengetahuan – Gnosiophobia,
Takut Penis – Phallophobia,
Takut Penis Berdiri – Medorthophobia,
Takut Penis Loyo – Medomalacuphobia,
Takut Penyakit – Pathophobia,
Takut Penyimpangan Seks – Paraphobia,
Takut Peralatan Listrik – Electrophobia,
Takut Perancis – Francophobia,
Takut Perjalanan – Hodophobia,
Takut Perkara Hukum – Liticaphobia,
Takut Perubahan – Metathesiophobia,
Takut Petir – Astrapophobia,
Takut Pikiran – Psychophobia,
Takut Pin – Balenephobia,
Takut Pin – Enetophobia,
Takut Pingsan – Ashenophobia,
Takut Pohon – Dendrophobia,
Takut Politikus – Politicophobia,
Takut Pria – Hominophobia,
Takut Puisi – Mertophobia,
Takut Pusaran Air – Dinophobia,
Takut Rabies – Hydrophobophobia,
Takut Rabies – Kynophobia,
Takut Racun – Iophobia,
Takut Racun – Toxiphobia
Takut Rambut – Chaetophobia,
Takut Rambut – Trichopathophobia,
Takut Rasa – Geumaphobia,
Takut Rayap – Isopterophobia,
Takut Reptil – Batrachophobia,
Takut Reptil – Herpetophobia,
Takut Ruang Kosong – Cenophobia,
Takut Ruangan – Koinoniphobia,
Takut Ruangan Kosong – Kenophobia,
Takut Rumah – Ecophobia,
Takut Rumah Sakit – Nosocomephobia,
Takut Rusia – Russophobia,
Takut Sakit Demam – Pyrexiophobia,
Takut Sakit Diabetes – Diabetophobia,
Takut Sakit Ginjal – Albuminurophobia,
Takut Sakit Jantung – Cardiophobia,
Takut Sakit Jiwa – Dementophobia,
Takut Sakit Jiwa – Maniaphobia,
Takut Sakit Kelamin – Cyprianophobia,
Takut Sakit Kolera – Cholerophobia,
Takut Sakit Kulit – Dermatophathophobia,
Takut Sakit Kusta – Leprophobia,
Takut Sakit Otak – Meningitiophobia,
Takut Sakit Syphilis – Syphilophobia,
Takut Sakit Syphillis – Luiphobia,
Takut Salib – Staurophobia,
Takut Salju – Chionophobia,
Takut Sama Gadis – Parthenophobia,
Takut Sapi Jantan – Taurophobia,
Takut Saudara – Syngenesophobia,
Takut Sayuran – Lachanophobia,
Takut Segala Sesuatu – Polyphobia,
Takut Segalanya – Panophobia,
Takut Sekitar Rumah – Eicophobia,
Takut Sekitar Rumah – Oikophobia,
Takut Sekolah – Scoionophobia,
Takut Seks – Genophobia,
Takut Semangat – Pneumatiphobia,
Takut Semut – Myrmecophobia,
Takut Sendiri – Isolophobia,
Takut Sendirian – Autophobia,
Takut Sendirian – Monophobia,
Takut Senjata Api – Hoplophobia,
Takut Senjata Nuklir – Nucleomituphobia,
Takut Sepeda – Cyclophobia,
Takut Serangga – Epistaxiophobia,
Takut Serangga – Insectophobia,
Takut Seruling – Aulophobia,
Takut Sesuatu dari Kiri – Sinistrophobia,
Takut Sesuatu yang Baru – Kainolophobia,
Takut Sesuatu yang Baru – Neophobia,
Takut Sesuatu yang Besar – Megalophobia,
Takut Sesuatu yang Kecil – Microphobia,
Takut Silau – Photoaugliaphobia,
Takut Simbol – Symbolophobia,
Takut Simetris – Symmetrophobia,
Takut Sinar X – Radiophobia,
Takut Situasi yang Menakutkan – Counterphobia,
Takut Skabies – Scabiophobia,
Takut Suara – Acousticophobia,
Takut Suara Keras – Ligyrophobia,
Takut Suara Telpon – Phonophobia,
Takut Subuh – Eosophobia,
Takut Sungai – Potamophobia,
Takut Surga – Ouranophobia,
Takut Surga – Uranophobia,
Takut Susah Be’ol – Coprastasophobia,
Takut Tabuhan – Spheksophobia,
Takut Takut Anak Anak – Pedophobia,
Takut Tali – Cnidophobia,
Takut Tambah Berat – Obesophobia,
Takut Tambah Berat – Pocrescophobia,
Takut Tanaman – Batonophobia,
Takut Tangga – Climacophobia,
Takut Tanggung Jawab – Paralipophobia,
Takut Tantangan – Heresyphobia,
Takut Tawon – Melissophobia,
Takut TBC – Phthisiophobia,
Takut TBC – Tuberculophobia,
Takut Tebing – Cremnophobia,
Takut Teknologi – Technophobia,
Takut Tekstur Tertentu – Textophobia,
Takut Telanjang – Gymnophobia,
Takut Telanjang – Nudophobia,
Takut Telpon – Telephophobia,
Takut Tempat Sempit – Stenophobia,
Takut Tempat Terbuka – Agoraphobia,
Takut Tempat Tertentu – Topophobia,
Takut Tempat Tertutup – Claustrophobia,
Takut Tempat Tinggi Terbuka – Aeroacrophobia,
Takut Terbahak – Geliophobia,
Takut Terbang – Pteromerhanophobia,
Takut Tergantung pada Orang – Soteriophobia,
Takut Terkontaminasi Debu – Misophobia,
Takut Terkunci – Cleisiophobia,
Takut Tidak Sempurna – Atelophobia,
Takut Tidak Simetris – Asymmetriphobia,
Takut Tidur – Clinophobia,
Takut Tidur – Somniphobia,
Takut Tikus – Murophobia,
Takut Tikus – Suriphobia,
Takut Tikus Besar – Zemmiphobia,
Takut Tornado – Lilapsophobia,
Takut Tuhan – Theophobia,
Takut Tulisan Tangan – Graphophobia,
Takut Tuma – Verminophobia,
Takut Uang – Chrematophobia,
Takut Ujian – Tertaphobia,
Takut Ular – Ophidiophobia,
Takut Ular – Snakephobia,
Takut Upacara Seremonial – Teleophobia,
Takut Vaksinasi – Vaccinophobia,
Takut Vertigo – Illyngophobia,
Takut Waktu – Chronophobia,
Takut Wangi-Wangian – Osphesiophobia,
Takut Wanita – Gynephobia,
Takut Wanita Cantik – Caligynephobia,
Takut Wanita Cantik – Venustraphobia,
Takut Wanita Sihir – Vitricophobia,
Takut Warga – Anthropophobia,
Takut Warna – Chromatophobia,
Takut Warna Hitam – Melanophobia,
Takut Warna Kuning – Xanthophobia,
Takut Warna Putih – Leukophobia,
Takut Warna Ungu – Porphyrophobia,
Takut Wayang – Pupaphobia.



v     TAKUT PADA DOKTER

Mungkin pernah mengalami hal tak mengenakkan seperti disuntik, anak jadi takut pada sosok tertentu. Belum lagi kalau orang tua rajin "mengancam" setiap kali anak dianggap nakal. "Nanti disuntik Bu Dokter, lo, kalau makannya enggak habis!" atau "Nanti Mama bilangin Pak Satpam, ya!
Cara Mengatasi:
Izinkan anak membawa benda atau mainan kesayangannya saat datang ke dokter sehingga ia merasa aman dan nyaman. Di rumah, orang tua bisa membantunya dengan menyediakan mainan berupa perangkat dokter-dokteran. Biarkan anak menjalani peran dokter dengan boneka sebagai pasiennya. Secara berkala ajak anak ke dokter gigi untuk menjaga kesehatan giginya. Tak ada salahnya juga mengajak dia saat orang tua atau kakak/adiknya berobat gigi. Dengan begitu anak memperoleh infomasi bagaimana dan ke mana ia harus pergi untuk menjaga kesehatan giginya. Lambat laun ketakutannya pada sosok dokter justru berganti menjadi kekaguman.