Jumat, 02 November 2012

Metode Riset Kerangka Pemikiran, Teori, Hipotesis


Analisis Jurnal 1 :

Judul               :

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP LAYANAN DI BANDARA SOEKARNO-HATTA, SERTA IMPLIKASI TERHADAP STRATEGI PEMASARAN CITY CHECK-IN TERMINAL JAKARTA

 

Pen garang    :

Ren i Heviandri, Ujang Sumarwan, Retnaningsih

- PT. RIDS Cemerlang Bogor

- Program Pascasarjana Manajemen dan Bisnis Institut  Petanian Bogor

- Departement Ilmu Keluarga dan Konsumen Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor

Tema              :

Kepuasan Konsumen        

Abstrak           :

Penelitian ini bertujuan untuk :         (1) menganalisis segmentasi konsumen berdasarkan aspek demografi dan psikologi, (2) menganalisis kepuasan konsumen terhadap atribut-atribut layanan di Bandara Soekarno-Hatta, (3) menganalisis persepsi konsumen terhadap atribut-atribut layanan CCT, dan (4)            memberi masukan untuk perumusan CCT. Berdasarkan  analisis CSI (Customer Satification Index)                 untuk kepuasan konsumen terhadap layanan check-in di Bandara Soekarno- Hatta, nilai index kepuasan konsumen terdahadap layanan check-in di Bandara Soekarno-Hatta sebesar 79,35 %, memperlihatkan bahwa konsumen sudah merasa puas dengan layanan di Bandara Soekarno-Hatta. Atribut-atribut yang dipersepsikan oleh  responden melekat pada layanan CCt adalah : (1) counter pelayanan check-in bersih dan rapih, (2) ruang tunggu yang nyaman, (3)informasi tentang keberangkatan / kedatangan, (4) penampilan karyawan rapih dan menarik, (5) lokasi CCt yang strategis, (6) tersedia fasilitas umum (tempat ibadah, toilet, dll), (7) kemudahan akses menuju lokasi CCT, (8) kemudahan melakukan check-in, (9) pelayanan bagasi cepat dan aman, (10) pelayanan cepat, (11) keramahan karyawan, (12) kesopanan karyawan, (13) profesionalisme karyawan, dan (14)  penyampaian infformasi dengan jelas dan akurat.

 

BAB I

Latar Belakang             :

Sejak diberlakukannya kebijakan deregulasi penerbangan nasional tahun 2000, pasar penerbangan di dalam negeri mengalami perkembangan yang sangat pesat. Indikatornya adalah semakin banyaknya jumlah perusahaan penerbangan baru beroperasi dan meningkat tajamnya jumlah penumpang. Jumlah perusahaan penerbangan berjadwal mengalami penambahan sebanyak 39 perusahaan sampai dengan bulan April 2008. Jumlah penumpang naik dengan sangat tajam menjadi sekitar 39 juta pada tahun 2007, sedangkan pada tahun 2008 mengalami penurunan yaitu sejumlah 35,6 juta.

Menurut prediksi Dirjen Perhubungan Udara, pada tahun 2010 jumlah orang yang berpergian dengan menggunakan jasa pernerbangan akan lebih dari 50 juta. Penyebab utama meningkatnya jumlah penumpang dalam kurun waktu lima tahun pasca krisis moneter di Indonesia adalah tesedianya banyak pilihan perusahaan penerbangan, frekuensi atau pilihan waktu terbang variatif dan yang terpenting adalah adanya tawaran tarif murah dari perusahaan penerbangan tersebut.

Peningkatan jumlah pengguna penerbangan tidak diikuti dengan pembambahan infrakstruktur bandara, ketika dibangun, Terminal I dan II hanya diperhitungkan menampung 18 juta penumpang per tahun, kini bandara tersebut harus melayani lebih dari 32 juta penumpang per tahun. Un tuk mengurangi kepadatan di Bandara beberapa perusahaan penerbangan seperti Garuda Indonesia, dan Lion Air sudah memberikan layanan check-in ditengah kota walau hanya sebatas proses pelaporan diri untuk mendapatkan tempat duduk.

Sebuah peluang usaha / bisnis sebagai dampak multiefek industri pernerbangan dengan meningkatnya jumlah pengguna jasa penerbangan, berkurangnya pelayanan yang diberikan perusahaan penerbangan sebagai akibat daaari efesiensi, serta kepadatan Bandara Soekarno-Hatta adalah bisnis / usaha City Check-in Terminal.

CCT yang dikelola oleh sebuah perusahaan swasta sudah pernah diadakan pada tahun 2006, berlokasi di Pekan Raya Jakarta-Kemayoran, perusahaan mengusung konsep common use, dimana  pada umumnya airline menyediakan fasilitass check-in hanya untuk pelanggan penerbangannya, maka dengan konsep ini disatu lokasi semua penerbangan swasta nasional hadir, sehingga memudahkan konsumen penerbangan untuk melakukan proses pembelian tiket, check-in, penimbangan bagasi, pembayaran airport tax, serta sarana transportasi dari dan ke Bandara Soekarno-Hatta. Namun sangat disayangkan, usaha tersebut tidak berkembang seperti yang diharapkan, ada beberapa masalah yang jadi kendala, masalah utama adalah lokasi CCT di Kemyoran yang  terlalu dekat dengan Bandara Soekarno- Hatta, akses dari lokasi CCT sulit karena tidak dilalui oleh kendaraan umum. Disamping itu ada beberapa kendala lainnya, seperti kurangnya promosi dan sosialisasi sehingga banyak pengguna penerbangan yang belum mengetahui apa manfaat dan keuntungan menggunakan fasilitas CCT.

 

BAB II

Kerangka Pemikiran

Tranportasi Penerbangan sangat bermanfaat bagi banyak orang, terutama untuk membatasi penggunaan kendaraan pribadi yang akan menimbulkan kemacetan.  Transportasi penerbangan mempunyai peranan yang sangat penting untuk memudahkan masyarakat  untuk berpergian keluar kota dengan cepat, tidak memakan waktu yang lama diperjalanan. Maskapai penerbangan di Indonesia sudah semakin meningkat kualitasnya dan sudah mulai banyak daerah-daerah pelosok di indonesia yang bisa menggunakan pesawat. Salah satu maskapai yang menyediakan penerbangan ke daerah pelosok Indonesia adalah Lion Air, maskapai  Lion Air  menyediakan route sebagai berikut Manokwari, Mamuju, Ternate, Natuna, Sorong. Namun harga tiket keluar kota lumayan mahal dibandingkan dengan harag transportasi lain.

Teori

Dalam analisis ini, peneliti membahas pengenai pokok permasalahan , tentang  kepuasan konsumen dalam hal pelayan kualitas penerbangan dan fasilitas penerbangan di Indonesia.

Pelayanan di Bandara, meliputi  :

·         Pelayanan check-in : penumpang pada umumnya mengharapkan penanganan check-in yang cepat, ramah, sopan, serta efisien dalam pengalokasian tempat duduk, penanganan transfer, dam pananganan bagasi.

·         Trasfer penumpang dan bagasi : yang akan meneruskan     perjalanannya pada penerbangan lanjutan memerlukan ketepatan, kecepatan, ketelitian.

·         Ruang tunggu : interior ruang tunggu yang nyaman, makanan atau minuman yang istimewa, pelayanan superior, dan fasilitas yang lengkap ditawari oleh maskapai penerbangan untuk menjaring penumpang.

·         Penyerahan bagasi : maskapai penerbangan harus mengussahakan agar bagasi segera dapat diterima saat penumpang tiba di tempat tujuan.

Hipotesis

Dari kerangka pemikiran dan teori terhadap analisi jurnal pelayanan di Bandara Seokarno-Hatta dapat diambil Hipotesis sebagai berikut. :

1.       Hipotesis Nol (Ho)  : Tidak ada hubungan antara Kepuasan konsumen terhadap atribut-atribut layanan di Bandara Soekarno-Hatta terhadapat pelayanan maskapai penerbangan.

2.       Hipotesis Alternatfi (Ha) : Ada pengaruh antara Kepuasan konsumen terhadap atribut-atribut layanan di Bandara Soekarno-Hatta terhadapat pelayanan maskapai penerbangan.

jttp://jma.mb.ipb.ac.id/uploads/pdf/oktober2009-renihevriandri-ujangsumarwan-retnaningsih.pdf

Tugas Softskill Perilaku Konsumen


skip to main |skip to sidebar          Top of FormBottom of Form

Perilaku Konsumen dalam Pengambilan Keputusan Pembelian

 

 

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Pengertian Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen adalah proses atau aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, penggunaaan serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan. Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian. Menurut Peter & Olson (2005), perilaku konsumen mengikutkan pikiran dan perasaan yang dialami manusia dan aksi yang dilakukan saat proses konsumsi. Menurut Engel, Blackwell dan Miniard (1990), perilaku konsumen diartikan “ Those actions directly involved in obtaining, consuming, and disposing of products and services, including the decision processes that precede and follow this action” .
Perilaku konsumen merupakan tindakan–tindakan yang terlibat secara langsung dalam memperoleh, mengkonsumsi, dan membuang suatu produk atau jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan – tindakan tersebut.
Menurut Mowen (1995), “ Consumer behavior is defined as the study of the buying units and the exchange processes involved in acquiring, consume, disposing of goods, services, experiences, and ideas” .
Perilaku konsumen adalah aktivitas seseorang saat mendapatkan, mengkonsumsi, dan membuang barang atau jasa (Blackwell, Miniard, & Engel, 2001). Sedangkan The American Marketing Association mendefinisikan perilaku konsumen sebagai interaksi dinamis dari pengaruh dan kesadaran, perilaku, dan lingkungan dimana manusia melakukan pertukaran aspek hidupnya

1.2 Penelitian Konsumen sebagai Bidang Dinamis

Perilaku konsumen dikatakan dinamis karena proses berpikir, merasakan, dan aksi dari setiap konsumen, kelompok konsumen selalu berubah secara konstan. Sifat yang dinamis demikian menyebabkan pengembangan strategi pemasaran menjadi sangat menantang sekaligus sulit. Suatu strategi dapat berhasil pada suatu saat dan tampat tertentu tapi gagal pada saat dan tempat lain. Karena itu suatu perusahaan harus senantiasa melakukan inovasi-inovasi secara berkala untuk meraih konsumennya.

BAB 2 PEMBAHASAN

Contoh kasus 1 :

 Proses pengambilan keputusan oleh konsumen terhadap pembelian mie instan merk Indomie

Indonesia sebagai negara berpenduduk besar telah menempatkan industri pangan sebagai industri yang strategis baik dalam penyerapan pasar maupun penyediaan sumber daya. Keragaman budaya dari ratusan suku bangsa yang tersebar di luasan wilayah kepulauan Indonesia merupakan warisan leluhur yang sangat bernilai tinggi. Perilaku makan merupakan bagian penting pula dari adat istiadat di banyak suku Bahkan makanan telah menjadi simbol kebudayaan dan berpotensi menjadi bagian budaya nasional.

Tuntutan akan kecepatan dan kepraktisan yang hampir menyentuh seluruh aspek kehidupan dan kelompok masyarakat melahirkan budaya instan termasuk pada budaya makanan instan. Salah satu jenis makanan instan yang cukup popular adalah mi instan. Keberadaan mi instan di Indonesia dirasakan cukup fenomenal.
Indomie sebagai pemimpin pasar mi instant telah melakukan banyak terobosan dalam menjaga keutuhan pangsa pasar dan bahkan meningkatkannya. Salah satu produk Indomie yang diluncurkan adalah dalam program Lintas Budaya Nusantara adalah Indomie Selera Nusantara (ISN). ISN merupakan hasil dari pengembangan produk yang mengangkat cita rasa makanan khas daerah di Indonesia. Selain itu, harga yang cukup terjangkau dan variasi rasa yang beragam yang kemudian menyebabkan konsumen untuk memutuskan membeli produk mie instan merk indomie. Serta kualitas yang selalu terjaga sehingga konsumen tetap bertahan pada mie instan merk indomie tersebut.

Contoh kasus 2 :
 Pengaruh Kebudayaan terhadap Pembelian dan Konsumsi.Faktor budaya merupakan suatu yang paling memiliki pengaruh paling luas pada perilaku konsumen. Pengiklan harus mengetahui peranan yang dimainkan oleh budaya, subbudaya dan kelas sosial pembeli. Budaya adalah penyebab paling mendasar dari keinginan dan perilaku seseorang.

Ritual budaya merupakan kegiatan rutin yang dilakukan oleh sekelompok masyarakat di berbagai daerah. Ritual menggambarkan prosedur budaya yang harus dilakukan oleh sekelompok masyarakat agar bisa memenuhi tingkat budayanya. Dengan adanya kebudayaan, perilaku konsumen mengalami perubahan . Dengan memahami beberapa bentuk budaya dari masyarakat, dapat membantu pemasar dalam memprediksi penerimaan konsumen terhadap suatu produk. Pengaruh budaya dapat mempengaruhi masyarakat secara tidak sadar. Pengaruh budaya sangat alami dan otomatis sehingga pengaruhnya terhadap perilaku sering diterima begitu saja.

Misalnya saja pada sekelompok masyarakat di daerah Bali. Bali merupakan daerah yang dikenal dengan kebudayaan dan adat istiadatnya yang masih sangat kental. Di Bali sering kita lihat pelaksanaan upacara-upacara keaagamaan seperti ngaben, upacara potong giginya dan lain sebagainya. Pada saat acara-acara ritual budaya seperti itu, tingkat pembeliaan dan konsumsi sekelompok masyarakat menjadi meningkat. Misalnya peningkatan pembeliaan buah-buahan sebagai pelengkap untuk sesaji atau persembahan pada acara tersebut. Itulah salah satu factor pengaruh kebudayaan terhadap pembelian dan konsumsi.
Contoh Kasus 3:

David (19) membutuhkan sebuah laptop untuk membantu kinerjanya dalam mengerjakan tugas-tugas perkuliahannya.

Sesuai kebutuhan dan keinginannya David harus melakukan pembelian padad produk laptop karena laptop terdiri dari bern=bagai pilihan merk dan kualitas  konsumen harus memikirkan laptop dengan merk dan kualitas apa yang diinginkan supaya produk yang di beli itu memuaskan dan penggunakan sesuai dengan keinginan dan kebutuhan. Harga juga berpengaruh karena David berasal dari keluarga yang sederhana. Jadi, hal utama yang dilakukan David adalah memcari informasi harga laptop yang murah namun memiliki kualitas yang bagus juga. Teknologi yang sudah semakin canggih bisa dimanfatkan untuk mencari informasi   mengenai sebuah produk yang kita inginkan yaitu melalui internet, bisa juga melalui media cetak dan media elektronik lainnya. Informasi mengenai suatu prosuk juga bisa didapatkan melalui pengalaman orang-orang di sekitar.

Mengapa David lebih memilih laptop dibandingakan PC? Karena laptop memudahkan di bawa kemana-mana dan praktis. Keunggulan laptop yang diinginkan David adalah yang mendukung Windows 7, Miscrosoft Office 2007, baterai tahan lama, wifi, memory cukup besar, ukuran 10 inci dan harganya terjangkau. Dan David memiliki dua pilihan alternatifnya yaitu Acer Aspire One D260 dengan HP mini 100.

Dan David pun akhirnya memilih HP mini karena harganya lebih murah dan kualitasnya tidak kalah dengan a=Accer yang harga lebih mahal. David membeli dengan tunai hasil tabungan dia dan tambangan dari orang tua. David ternyata telah menjalakan sebuah proses pembelian dalam pencarian barang yang menjadi keinginannya.
BAB 3 PENUTUP

Kesimpulan

Jadi, berdasarkan contoh kasus diatas, dapat disimpulkan bahwa proses pengambilan keputusan oleh konsumen terhadap suatu produk yang akan dibelinya dipengaruhi oleh

· Selera konsumen terhadap suatu produk

· Kualitas produk

· Harga

· Iklan produk yang menarik sehingga konsumen tertarik untuk membelinya

Selain itu, cara untuk tetap mempertahankan konsumen adalah dengan melakukan pengembangan produk dengan variasi yang beragam.

Referensi

http://madedesthi.blogspot.com/2011/10/tugas-1-perilaku-konsumen-proses.html