Rabu, 24 April 2013

Kau datang mebawa cinta dan kesetiaan...
Dan kau pergi meninggalkan luka dan kehancuran...
Dan aku lebih baik dikenal lalu dilupakan..
Daripada dicintai lalu dikhianati..

Jika hati adalah istana
Maka cinta adalah singgasana
Ketulusan adalah mahkota terindah
Senyum seorang kasih adalah tahta tiada tara

Cinta itu indah,
Dia itu anugrah,
Bila kita mencintai seseorang
Jangan engkau ingin memiliki dia,
Tapi buat dia bahagia.

Untuk kamu cintaku..
Jangan pernah kau berpikir bahwa
Aku akan meninggalkanmu...
Untuk kamu cintaku..
Akulah cintamu, kasihmu,sayangmu, rindumu.
Ku lihat dia seperti datang
menuju sanubari,
Ku lihat dia seperti datang
menuju permadani,
Mengusik jiwa, mengetarkan
hati,
Ia adalah engkau yang selalu di hati

Aku tidak cinta uangmu,
Aku tidak cinta ketampananmu,
Aku tidak cinta kebaikanmu,
Aku tidak cinta kecerdasanmu.
Karena... aku hanya cinta kamu!!!

Cinta sejati mendengar apa yang
tidak dikatakan.. Mengerti apa yang
tidak dijelaskan,
Sebab cinta tidak datang dari bibir, lidah, ataupun piqran,
Melainkan dari hati.

Takkan hadir tanpa pertemuan...
Takkan tulus tanpa kejujuran...
Takkan suci tanpa ikatan...
Takkan abadi tanpa kesetiaan..
Takkan indah tanpa kasih sayang..

Aku memiliki sepasang mata,
Tapi tidak dapat selalu melihatmu,
Aku memiliki sepasang tangan
Tetapi tidak dapat selalu melindungimu,
Tetapi aku memliki satu hati,
Yang selalu berdoa untukmu.
 
Salam manis berserta madu,
Salam sayang berserta I Love You ,
Salam rindu berserta I Miss You,
Salam ingatan ku ingin tahu...
How are you?
 
Revolusi cinta matiku
Telah bergema keseluruh negri
Ini adalah tonggak sejarah
hidupku
Karena ku yakin kamu adalah
takdirku.
 
Cinta adalah kau yang ku rindu
Cinta adalah kau yang ku sayang
Cinta adalah kau yang terindah
Cinta adalah kau yang tercipta

Cinta tak butuh harta.....

Kasih tak butuh tahta, tetapi.....

Cinta dan kasih hanya butuh

Kesabaran dan keikhlasan.....

 

Saat kau datang ku terasa tenang

Tetapi saat kau pergi ku merasa hampa

Tanpa ada cinta yang menyelimuti diriku....

Ku sabar tuk jalani ini semua

Karena ku yakin kau adalah cinta sejatiku

 

Jika “Cinta” adalah “Raja” maka

“Hati” adalah “Istana”

Perih “Mata”  kerena “Debu” perih

“Hati” karena “Cemburu” berteman

Boleh Seribu....!!! Bercinta cukuplah satu....!!!

Senin, 22 April 2013

Bahasa Indonesia


NILAI-NILAI  KEHIDUPAN


1.  Pentingnya Nilai-Nilai Kehidupan


            Setiap manusia hidup dalam suatu lingkaran sistem tata nilai dalam masyarakat. Manusia  memenuhi kebutuhan masing-masing  bersama-sama membentuk masyarakat. Individu dan masyarakat saling membutuhkan. Namun keinginan masyarakat (atau kelompok yang mewakilinya) tidak selalu sama dengan kebutuhan dan keinginan masing-masing individu. Bahkan dapat terjadi adanya ketegangan atau pertentangan antara pribadi dengan masyarakat.
   Contoh : Saluran air di jalan tersumbat oleh sampah sehingga pada saat hujan turun terjadi banjir. Untuk mengatasi masalah tersebut pengurus RT/RW memutuskan mengadakan kerja bakti dan meminta sumbangan biaya pengerukan sampah. Sebagian kepala keluarga rela melakukan kerja bakti dan menyumbangkan uang sesuai dengan kemampuannya. Tetapi ada sebagian yang lebih mementingkan keperluan pribadinya, di antaranya pergi berekreasi ke  luar kota, dan lain-lainnya. Di sini terlihat perbedaan minat dan kebutuhan masyarakat dengan kebutuhan pribadi.

 

2.  Pengertian Nilai-Nilai Kehidupan


            Nilai-nilai atau peraturan-peraturan dalam masyarakat  berlaku dan disepakati bersama-sama dalam kehidupan, sehingga Anda sering mendengar kata-kata “baik & tidak baik”, “boleh & tidak boleh”, “sopan & tidak sopan”, “penting & tidak penting”, “tahu atauran & tidak tahu aturan” dan sebagainya. Manusia tidak dapat hidup sendiri, oleh karena itu sangat penting memahami nilai-nilai kelompok, masyarakat, negara, dan pribadi sendiri.
Sedangkan yang dimaksud dengan nilai kehidupan, adalah segala nilai yang hidup dan  mempengaruhi tindakan seseorang. Misalnya ketika terjadi penyerangan AS dan tentara sekutu terhadap negara Irak, Indonesia mengutuk agresi tersebut. Di sini nilai-nilai dasar “bahwa kemerdekaan itu adalah hak segala bengsa” mendasari  tindakan bangsa Indonesia.
            Setelah membaca contoh-contoh tersebut untuk melatih diri Anda dalam memahami nilai-nilai kehidupan, kerjakanlah tugas-tugas berikut ini!

Ø  Membangyn Ketahanan Diri Terhadap Narkoba

Secara umum remaja memiliki karakteristik individual yang berkembang karena pengaruh lingkungan sosialnya seperti keluarga, sekolah, dan masyarakat sekitar yang kemudian melekat dalam kepribadian remaja tersebut. Namun tidak semua remaja tersebut memiliki karakteristik yang positif, banyak di antara mereka yang terpengaruh oleh hal-hal yang negatif salah satunya penyalahgunaan narkoba. Ada remaja yang beresiko tinggi untuk menyalahgunakan narkoba. Remaja seperti ini umumnya mengembangkan pola perilaku emosi dengan cara berpikir yang tidak memadai dan bermasalah serta selalu berperilaku menyimpang. Inilah yang mudah terpengaruh menggunakan narkoba.
Sebaliknya ada remaja yang dianggap beresiko rendah terhadap penyalahgunaan narkoba sebab mereka mampu mengembangkan pengetahuan yang memadai tentang berbagai hal, berperilaku positif yang sesuai dengan aturan-aturan dalam agama, sekolah, maupun masyarakat sekitar. Menyebut remaja yang beresiko rendah dengan sebutan “remaja yang memiliki ketahanan diri” sebab remaja ini memiliki ketahanan yakni memiliki kapasitas untuk mengatasi stress (dari dalam dirinya, misalnya ingin tampil gaya tetapi tidak punya uang), maupun faktor eksternal (berasal adari luar dirinya, misalnya putus hubungan dengan pacar). Walaupun mengalami permasalahan tersebut remaja ini tidak menyalahgunakan narkoba untuk lari dari masalahnya.
Berikut ini dikemukakan karakteristik remaja yang memiliki katahanan diri terhadap godaan penyalahgunaan narkoba.
a.       Memiliki sikap dan perilaku proaktif untuk mengatasi masalah, yang memungkinkan mereka untuk mencari jalan keluar terhadap masalah yang dialaminya. Upaya ini dapat dilakukan dengan membicarakan masalah kepada orang tua, teman yang dipercaya atau guru sehingga ditemukan jalan keluar.
b.      Memiliki kemampuan untuk memperoleh perhatian positif baik dari keluarga maupun dari orang lain dengan menunjukkan hal-hal yang positif, seperti aktif kegiatan ekstrakurikuler di sekolah atau aktif di lingkungan rumah, berprestasi di sekolah dan dalam hal lainnya.
c.       Memiliki kekuatan untuk memelihara pandangan hidup yang positif dan bermanfaat seperti hidup sehat, berguna, dan berprestasi.
d.      Memiliki kemampuan untuk menghindari kecenderungan yang negatif misalnya berani mengatakan “tidak” ketika ada teman yang menawarkan narkoba.
e.       Memiliki perilaku yang memadai dalam  menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya.

Ketahanan diri merupakan pandangan seseorang tentang dirinya sendiri. Seseorang dinamakan mempunyai self esteem apabila ia memberikan penialaian yang tinggi, layak, dan positif terhadap dirinya sendiri. Sebaliknya, apabila ia menilai dirinya secara negatif, misalnya menilai dirinya sebagai orang yang tidak berguna, itu dinamakan orang yang memiliki ketahanan diri rendah. Penelitian membuktikan, bahwa orang yang self esteem-nya rendah mudah terjerumus menjadi penyalahguna narkoba. Banyak remaja yang tidak puas dengan dirinya, misalnya tentang penampilan diri mereka, benci dengan kondisi ekonomi keluarganya, tentang ketidakpuasannya pada caranya menghadapi kondisi tertentu.
Ada remaja yang membuat keputusan sesaat, terburu-buru menemukan pasangan bahkan kemudian menikah, ingin cepat dewasa. Anak-anak remaja itu ingin berubah, tetapi tidak tahu cara melakukannya.  

Kelompok IV Bahasa Indonesia
Elsa Halimah Noviana 19210486
Anistia Diantika 10210884
3EA12

Bahasa Inonesia


KONFLIK PADA DIRI SISWA

Konflik itu kata yang membikin perasaan nggak tenang, konflik juga menimbulkan suasana yang meresahkan, konflik, sepantasnyalah dihindari, konflik menjaukan kita dari teman dan sahabat, konflik menjadikan kita “BT” (bad mood), konflik itu mengikis rasa percaya dan konflik juga menjadikan hidup kita tidak produktif.

1.     Pengertian Konflik

Robbins (1996) dalam “Organization Behavior” menjelaskan bahwa konflik adalah suatu proses interaksi yang terjadi akibat adanya ketidaksesuaian antara dua pendapat (sudut pandang) yang berpengaruh atas pihak-pihak yang terlibat baik pengaruh positif maupun pengaruh negatif.
Konflik juga bisa kita maknai tidak adanya kesesuaian antara harapan yang kita perjuangkan dengan kenyataan (realitas) yang kita hadapi atau kita terima. Pada umumnya konflik akan berakibat buruk, seperti rasa resah, takut, cemas dan sebagainya. Sedangkan yang menyangkut orang lain konflik bisa mengakibatkan hilangnya rasa saling percaya, menjauhkan kita dari teman, menimbulkan pertentangan sehingga apabila dibiarkan berlarut akan menimbulkan perkelahian dsb. Tetapi tahukah kita, bahwa didalam konflik sebenarnya juga terkandung hal-hal positif?. Beberapa contoh manfaat dari konflik sebagai berikut ( Johnson, 1981 ) :
·         Konflik dapat membuat kita sadar bahwa ada masalah yang perlu diselesaikan dalam hubungan kita dengan orang lain.
·         Konflik dapat memunculkan kesadaran dan memotivasi kita untuk melakukan berbagai perubahan dalam diri kita.
·         Konflik dapat memotivasi kita untuk segera memecahkan msalah yang selama ini tidak kita sadari dengan jelas.
·         Konflik juga bisa membuat kehidupan menjadi lebih menarik.
·         Munculnya konflik dalam ragam pendapat bisa membantu kita kearah pencapaian keputusan bersama yang lebih matang dan qualified.
·         Konflik juga dapat menghilangkan ketegangan-ketegangan kecil yang sering terjadi dan muncul dalam hubungan kita dengan orang lain.
·         Konflik juga dapat membuat diri kita sadar tentang dan bagaimana kita sebenarnya.
·         Konflik bahkan dapat menjadi sumber hiburan.
·         Konflik dapat mengakrabkan dan memperluas hubungan

2.     Reaksi terhadap Konflik

Berbagai bentuk reaksi kita dalam menghadapi konflik, diantaranya adalah:

1)   Avoidance (menghindar)
Tidak semua konflik bisa kita hindari, tetapi meminimalisir konflik dengan sebisa mungkin menghindari benturan-benturan kepentingan

2)   Collaboration (bekerjasama)
Bekerjasama memujudkan keinginan dan kepentingan untuk sebuah tujuan, akan mengurangi potensi timbulnya konflik.

3) Compromise (kompromi)
Mengkompromikan masalah yang kita hadapi dengan win win solution, masing-masing pihak tidak merasa dirugikan dan merasa sebagai pemenang.

4) Competition (bersaing)
Cara ini menjadikan salah satu pihak menjadi pemenang dan pihak lain menjadi pecundang.

5) Acomodation (Akomodatif)
Merelakan hak kita diambil orang lain demi menghindari terjadinya konflik.

3.     Kiat Siswa (Remaja) Menghadapi Konflik

1) Tetap Percaya
Tetap percaya pada  seseorang yang sedang bermasalah dengan kita, ingat bahwa hubungan persaudaraan atau persahabatan tidak akan selalu berjalan dengan mulus, oleh karena itu anda harus tetap percaya bahwa masing-masing bisa menjaga hubungan yang harmonis tersebut

2) Bicara  dari Hati ke Hati
Ketika sedang menghadapi konflik dengan seseorang usahakan anda untuk bisa membicarakannya dengan baik yaitu dari hati kehati,sehingga dengan demikian anda akan mengerti apa yang sebenarnya teman anda inginkan.

3) Curhat yang benar
Lakukanlah curhat dengan memilih tempat curhat yang paling tepat. Apabila anda salah memilih teman curhat, hal-hal buruk yang tidak anda inginkan bisa terjadi. Curhatlah kepada mereka yang memahaimi masalahmu, misalnya  Guru BK, teman karib yang dipercaya, Ibu atau Bapak di rumah dsb.

4) Pilih suasana yang tepat
Suasana dalam hal ini bisa waktu dan tempat. Untuk waktu, misalnya jangan buru-buru untuk menyelesaikan konflik padahal suasananya temanmu sedang marah besar kepadamu. Tunggu dan cari waktu agar amarahnya mereda dan pilih waktu yang paling memungkinkan. Tempat, bisa kalian pilih tempat-tempat yang romantis, misalnya pemandangan di pegunungan atau di tepi pantai. Atau ditempat-tempat favorit anda.

5) Kenang hal-hal yang lucu
Mengenang hal-hal yang lucu yang pernah anda alami dengan teman anda tersebut.

6) Beri maaf
Pernahkah kamu menemui orang yang berkata, “ Udahlah kamu dah aku maafkan, tapi jangan temui aku lagi!!” atau sebaliknya, “ Pokoknya aku nggak maafin dia sebelum dia meminta maaf ke aku!!!”, wah yang begini ini sulit dech konflik akan cepat teratasi.

7) Instropeksi
Jangan langsung menyalahkan teman andalah yang menyebabkan konflik tersebut, tapi anda juga harus instropeksi jangan-jangan anda biang keladinya

8) Jalin Komunikasi
Komunikasi sangat diperlukan sehingga dengan komunikasi tersebut anda akan dapat saling mengerti keinginan masing-masing. Bertengkar dengan teman adalah hal yang wajar tetapi yang lebih penting kemampuan dan kemauan kalian menyelesaikan masalah. Salam perdamaian.

Kelompok IV Bahasa Indonesia
Elsa Halimah Noviana 19210486
Anistia Diantika 10210884
3EA12

Bahasa Indonesia


Penyesuaian Diri Remaja

Penyesuaian diri merupakan salah satu persyaratan penting bagi terciptanya kesehatan jiwa/mental individu. Banyak individu  yang menderita dan tidak mampu mencapai kebahagiaan dalam hidupnya, karena ketidak-mampuannya dalam menyesuaikan diri, baik dengan kehidupan keluarga, sekolah, pekerjaan dan dalam masyarakat pada umumnya. Tidak jarang pula ditemui bahwa orang-orang mengalami stres dan depresi disebabkan oleh kegagalan mereka untuk melakukan penyesaian diri dengan kondisi yang penuh tekanan. Sesuai dengan pengertiannya, maka tingkah laku manusia dapat dipandang sebagai reaksi terhadap berbagai tuntutan dan tekanan lingkungan tempat ia hidup seperti cuaca dan berbagai unsur alami lainnya. Semua mahluk hidup secara alami dibekali kemampuan untuk menolong dirinya sendiri dengan cara menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan materi dan alam agar dapat bertahan hidup. Dalam istilah psikologi, penyesuaian (adaptation dalam istilah Biologi) disebut dengan istilah adjusment.
Adjustment itu sendiri merupakan suatu proses untuk mencari titik temu antara kondisi diri sendiri dan tuntutan lingkungan (Davidoff, 1991). Manusia dituntut untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial, kejiwaan dan lingkungan alam sekitarnya. Kehidupan itu sendiri secara alamiah juga mendorong manusia untuk terus-menerus menyesuaikan diri.  Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa penyesuaian diri merupakan suatu proses dinamis yang bertujuan untuk mengubah perilaku individu agar terjadi hubungan yang lebih sesuai antara diri individu dengan lingkungannya. Atas dasar pengertian tersebut  dapat diberikan batasan bahwa kemampuan manusia sanggup untuk membuat hubungan-hubungan yang menyenangkan antara manusia dengan lingkungannya.



A.   Aspek-aspek Penyesuaian Diri

Pada dasarnya penyesuaian diri memiliki dua aspek yaitu: penyesuaian pribadi dan penyesuaian sosial. Untuk lebih jelasnya kedua aspek tersebut akan diuraikan sebagai berikut :

1.  Penyesuaian Pribadi

Penyesuaian pribadi adalah kemampuan individu untuk menerima dirinya sendiri sehingga tercapai hubungan yang harmonis antara dirinya dengan lingkungan sekitarnya. Ia menyadari sepenuhnya siapa dirinya sebenarnya, apa kelebihan dan kekurangannya dan mampu bertindak obyektif sesuai dengan kondisi dirinya tersebut. Keberhasilan penyesuaian pribadi ditandai dengan tidak adanya rasa benci, lari dari kenyataan atau tanggungjawab, dongkol. kecewa,  atau tidak percaya pada kondisi dirinya. Kehidupan kejiwaannya ditandai dengan tidak adanya kegoncangan atau kecemasan yang menyertai rasa bersalah, rasa cemas, rasa tidak puas, rasa kurang dan keluhan terhadap nasib yang dialaminya.
Sebaliknya kegagalan penyesuaian pribadi ditandai dengan keguncangan emosi, kecemasan, ketidakpuasan dan keluhan terhadap nasib yang dialaminya, sebagai akibat adanya gap antara individu dengan tuntutan yang diharapkan oleh lingkungan. Gap inilah yang menjadi sumber terjadinya konflik yang kemudian terwujud dalam rasa takut dan kecemasan, sehingga untuk meredakannya individu harus melakukan penyesuaian diri.

2.  Penyesuaian Sosial  

Setiap individu hidup di dalam masyarakat. Di dalam masyarakat tersebut terdapat proses saling  mempengaruhi satu sama lain silih berganti. Dari proses tersebut timbul suatu pola kebudayaan dan tingkah laku sesuai dengan sejumlah aturan, hukum, adat dan nilai-nilai yang mereka patuhi, demi untuk mencapai penyelesaian bagi persoalan-persoalan hidup sehari-hari.  Dalam bidang ilmu psikologi sosial, proses ini dikenal dengan proses penyesuaian sosial. Penyesuaian sosial terjadi dalam lingkup hubungan sosial tempat individu hidup dan berinteraksi dengan orang lain. Hubungan-hubungan tersebut mencakup hubungan dengan masyarakat di sekitar tempat tinggalnya, keluarga, sekolah, teman atau masyarakat luas secara umum. Dalam hal ini individu dan masyarakat sebenarnya sama-sama memberikan dampak bagi komunitas. Individu menyerap berbagai informasi, budaya dan adat istiadat yang ada, sementara  komunitas (masyarakat) diperkaya oleh eksistensi atau karya yang diberikan oleh sang individu. Apa yang diserap atau dipelajari individu dalam poroses interaksi dengan masyarakat masih belum cukup untuk menyempurnakan penyesuaian sosial yang memungkinkan individu untuk mencapai penyesuaian pribadi dan sosial dengan cukup baik.
Proses berikutnya yang harus dilakukan individu dalam penyesuaian sosial adalah kemauan untuk mematuhi norma-norma dan peraturan sosial kemasyarakatan. Setiap masyarakat biasanya memiliki aturan yang tersusun dengan sejumlah ketentuan dan norma atau nilai-nilai tertentu yang mengatur hubungan individu dengan kelompok.  Dalam proses penyesuaian sosial individu mulai berkenalan dengan kaidah-kaidah dan peraturan-peraturan tersebut lalu mematuhinya sehingga menjadi bagian dari pembentukan jiwa sosial pada dirinya dan menjadi pola tingkah laku kelompok.

B.   Pembentukan Penyesuaian Diri

Penyesuaian diri yang baik, yang selalu ingin diraih setiap orang, tidak akan dapat tercapai, kecuali bila kehidupan orang tersebut benar-benar terhindar dari tekanan, kegoncangan dan ketegangan  jiwa yang bermacam-macam, dan orang tersebut mampu untuk menghadapi kesukaran dengan cara objektif serta berpengaruh bagi kehidupannya, serta menikmati kehidupannya dengan stabil, tenang, merasa senang, tertarik untuk bekerja, dan berprestasi.
Pada dasarnya penyesuaian diri melibatkan individu dengan lingkungannya, pada penulisan ini beberapa lingkungan yang dianggap dapat menciptakan penyesuaian diri yang cukup sehat bagi remaja, diantaranya adalah sebagai berikut :

1.  Lingkungan Keluarga

Semua konflik dan tekanan yang ada dapat dihindarkan atau dipecahkan bila individu dibesarkan dalam keluarga dimana terdapat keamanan, cinta, respek, toleransi dan kehangatan. Dengan demikian penyesuaian diri akan menjadi lebih baik bila dalam keluarga individu merasakan bahwa kehidupannya berarti.  Rasa dekat dengan keluarga adalah salah satu kebutuhan pokok bagi perkembangan jiwa seorang individu. Dalam praktiknya banyak orangtua yang mengetahui hal ini namun mengabaikannya dengan alasan mengejar karir dan mencari penghasilan yang besar demi memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga dan menjamin masa depan anak-anak. Hal ini seringkali ditanggapi negatif oleh anak dengan merasa bahwa dirinya tidak disayangi, diremehkan bahkan dibenci. Bila hal tersebut terjadi berulang-ulang dalam jangka waktu yang cukup panjang (terutama pada masa kanak-kanak) maka akan sangat berpengaruh terhadap kemampuan individu dalam menyesuaikan diri di kemudian hari. Meskipun bagi remaja hal ini kurang  berpengaruh, karena remaja sudah lebih matang tingkat pemahamannya, namun tidak menutup kemungkinan pada beberapa remaja kondisi tersebut akan membuat dirinya tertekan, cemas dan stres.
Berdasarkan kenyataan  tersebut diatas maka pemenuhan kebutuhan anak akan rasa kekeluargaan harus diperhatikan. Orang tua harus terus berusaha untuk meningkatkan kualitas pengasuhan, pengawasan dan penjagaan pada anaknya ; jangan semata-mata menyerahkannya pada pembantu. Jangan sampai semua urusan makan dan pakaian diserahkan pada orang lain karena hal demikian dapat membuat  anak tidak memiliki rasa aman. Lingkungan keluarga juga merupakan lahan untuk mengembangkan berbagai kemampuan, yang dipelajari melalui permainan, senda gurau, sandiwara dan pengalaman-pengalaman sehari-hari di dalam keluarga.
Tidak diragukan lagi bahwa dorongan semangat dan persaingan antara anggota keluarga yang dilakukan secara sehat memiliki pengaruh yang penting dalam perkembangan kejiwaan seorang individu. Oleh sebab itu, orangtua sebaiknya jangan menghadapkan individu pada hal-hal yang tidak dimengerti olehnya atau sesuatu yang sangat sulit untuk dilakukan olehnya, sebab hal tersebut memupuk rasa putus asa pada jiwa individu tersebut. Dalam hasil interaksi dengan keluarganya individu juga mempelajari sejumlah adat dan kebiasaan dalam makan, minum, berpakaian, cara berjalan, berbicara, duduk dan lain sebagainya. Selain itu dalam keluarga masih banyak hal lain yang sangat berperan dalam proses pembentukan kemampuan penyesuaian diri yang sehat, seperti rasa percaya pada orang lain atau diri sendiri, pengendalian rasa ketakutan, toleransi, kefanatikan, kerjasama, keeratan, kehangatan dan rasa aman karena semua hal tersebut akan berguna bagi masa depannya.

2.  Lingkungan Teman Sebaya  

Begitu pula dalam kehidupan pertemanan, pembentukan hubungan yang erat diantara kawan-kawan semakin penting pada masa remaja dibandingkan masa-masa lainnya. Suatu hal yang sulit bagi remaja menjauh dari temannya, individu mencurahkan kepada teman-temannya apa yang tersimpan di dalam hatinya, dari angan-angan, pemikiran dan perasaan. Ia mengungkapkan kepada mereka secara bebas tentang rencananya, cita-citanya dan dorongan-dorongannya. Dalam semua itu individu menemukan telinga yang mau mendengarkan apa yang dikatakannya dan hati yang terbuka untuk bersatu dengannya. Dengan demikian pengertian yang diterima dari temanya akan membantu dirinya dalam penerimaan terhadap keadaan dirinya sendiri, ini sangat membantu diri individu dalam memahami pola-pola dan ciri-ciri yang menjadikan dirinya berbeda dari orang lain. Semakin mengerti ia akan dirinya maka individu akan semakin meningkat kebutuhannya untuk berusaha untuk menerima dirinya dan mengetahui kekuatan dan kelemahannya. Dengan demikian ia akan menemukan cara penyesuaian diri yang tepat sessuai dengan potensi yang dimilikinya.

3.  Lingkungan Sekolah  

Sekolah mempunyai tugas yang tidak hanya terbatas pada masalah pengetahuan dan informasi saja, akan tetapi juga mencakup tanggungjawab pendidikan secara luas. Demikian pula dengan guru, tugasnya tidak hanya mengajar, tetapi juga berperan sebagai pendidik yang menjadi pembentuk masa depan, ia adalah langkah pertama dalam pembentukan kehidupan yang menuntut individu untuk menyesuaikan dirinya dengan lingkungan. Pendidikan modern menuntut guru atau pendidik  untuk mengamati perkembangan individu dan mampu menyusun sistem pendidikan sesuai dengan perkembangan tersebut. Dalam pengertian ini berarti proses pendidikan merupakan penciptaan penyesuaian antara individu dengan nilai-nilai yang diharuskan oleh lingkungan menurut kepentingan perkembangan dan spiritual individu. Keberhasilan proses ini sangat bergantung pada cara kerja dan metode yang digunakan oleh pendidik dalam penyesuaian tersebut. Jadi disini peran guru sangat berperan penting dalam pembentukan kemampuan penyesuaian diri individu.
Pendidikan remaja hendaknya tidak didasarkan atas tekanan atau sejumlah bentuk kekerasan dan paksaan, karena pola pendidikan seperti itu hanya akan membawa kepada pertentangan antara orang dewasa dengan anak-anak sekolah. Jika para remaja merasa bahwa mereka disayangi dan diterima sebagai teman dalam proses pendidikan dan pengembangan mereka, maka tidak akan ada kesempatan untuk terjadi pertentangan antar generasi.

Kelompok IV Bahasa Indonesia
Elsa Halimah Noviana 19210486
Anistia Diantika 10210884
3EA12

Senin, 01 April 2013

Tugas B. Indonesia


TEORI PENALARAN DEDUKTIF

 

Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.

Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut denganconsequence (konklusi).

Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.

Contoh: Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status sosial.

Penalaran deduktif adalah suatu penalaran yang berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus. Metode ini diawali dari pebentukan teori, hipotesis, definisi operasional, instrumen dan operasionalisasi.

 

Pengertian Deduktif

Paragraf deduktif yakni paragraf yang inspirasi utamanya ada di awal paragraf. Paragraf yang admin naylacorp tahu yakni susunan dari beragam kata-kata yang terhubung dengan utuh, mempunyai kandungan suatu hal makna, dan didalamnya ada inspirasi utama. Inspirasi utama dan pokok paragraf di nyatakan di dalam kata-kata pertama, disusul oleh penjelasan penjelasan terperinci pada inspirasi utama.

Di dalam paragraf deduktif, ide-ide yang telah dirumuskan di dalam kalimat diatur dengan inspirasi yang berupa umum ( premis mayor ), diletakkan dibagian awal, dan diikuti dengan inspirasi yang berbentuk khusus. penataan ini dapat direalisasikan dengan menampilkan kalimat tema lebih dahulu ( pada awal paragraf ), lalu dilanjutkan dengan kalimat penjelas.

 

Ciri-Ciri Paragraf Deduktif

·         Kalimat utama ada di awal paragraf

·         Kalimat disusun dari pernyataan umum yang lantas disusul dengan penjelasan

Jenis penalaran deduktif yaitu:

Ø Silogisme Kategorial = Silogisme yang terjadi dari tiga proposisi.

Ø  Silogisme Hipotesis = Silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi konditional hipotesis.

Ø  Silogisme Akternatif = Silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif.

Ø Entimen = Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan simpulan.

 

Contoh Paragraf Deduktif

 

Contoh Paragraf Deduktif

·         Contoh 1 - Ketika Perang Dunia II, banyak kapal laut logistik Jepang ditenggelamkan oleh armada perang Amerika. Keadaan itu membuat “negeri matahari terbit” ini melirik minyak jarak untuk menggerakkan mesin-mesin perangnya. Tidak hanya truk dan tank, bahkan pesawat terbang pun menggunakan bahan bakar minyak jarak. Gagasan utama paragraf tersebut terdapat diawal paragraf (Deduktif), yaitu Ketika Perang Dunia II, banyak kapal laut logistik Jepang ditenggelamkan oleh armada perang Amerika. 

·         Contoh 2 - Penggunaan bahasa Indonesia di seluruh Indonesia dewasa ini belum dapat dikatakan seragam.perbedaan dalam struktur kalimat, lagu kalimat, dan ucapan terlihat dengan mudah. Pemakiaan bahasa Indonesia sebagai bahasa pergaulan sering dikalahkan oleh bahasa daerah.

Di lingkungan persuratkabaran, radio, dan televisi sudah terjaga dengan baik. Para pemuka kitapun pada umumnya belum memperlihatkan penggunaan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Fakta-fakta di atas menunjukan bahwa pengajaran bahasa Indonesia perlu ditingkatkan. Gagasan utama paragraf tersebut terdapat diawal paragraf (Deduktif), yaitu Penggunaan bahasa Indonesia di seluruh Indonesia belum seragam.

·         Contoh 3 - Pada hakekatnya pekerja adalah aset perusahaan yang perlu mendapat perlindungan mengenai keselamatan dan kesehatan kerjanya. Pada masa lalu program keselamatan kerja bersifat mengatasi kecelakaan yang sudah terjadi tetapi sekarang lebih bersifat preventif yakni memperkirakan apa yang akan terjadi. Bila akibat kerja dapat dihindarkan perlu dilakukan upaya kuratif dan rehabilitatif. Pekerja yang mengalami cacat kerja akan dievaluasi serta ditetapkan tingkat kecocokannya sebelum menerima Jamsostek. Gagasan utama paragraf tersebut terdapat diawal paragraf (Deduktif), yaitu pekerja adalah aset perusahaan yang perlu mendapat perlindungan mengenai keselamatan dan kesehatan kerjanya.

·         Contoh 4 - Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa teh mempunyai banyak manfaat. Mengonsumsi teh secara teratur dapat mencegah kanker meskipun tidak terlalu besar. Teh juga menguatkan tulang dan mencegah pertumbuhan plak di permukaan gigi sehingga mencegah gigi berlubang. Tidak hanya memenuhi kebutuhan cairan tubuh seperti air putih, teh juga melawan penyakit jantung. Gagasan utama paragraf tersebut terdapat diawal paragraf (Deduktif), yaitu Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa teh mempunyai banyak manfaat.

 

Penjelas (inspirasi penunjang) bisa berupa bukti, contoh, ilustrasi, data statistik, perincian, serta lain sebagainya. Bukti bisa diambil dari hasil pengamatan (observasi) atau hasil penelitian yang terpercaya. didalam paragraf deduktif, kata-kata yang diisi inspirasi pokok diletakkan diawal paragraf. Semoga informasi mengenai contoh paragraf deduktif ini bisa berguna dan bermanfaat bagi anda semuanya dan jangan lupa untuk share kepada teman-teman anda lewat facebok atau twitter.

 

Penarikan kesimpulan deduktif dibagi menjadi dua, yaitu penarikan langsung dan tidak langsung.

 

1. Penarikan simpulan secara langsung

Simpulan secara langsung adalah penarikan simpulan yang ditarik dari satu premis. Premis yaitu prosisi tempat menarik simpulan.

Simpulan secara langsung:

1. Semua S adalah P. (premis)

Sebagian P adalah S. (simpulan)

 

Contoh: Semua manusia mempunyai rambut. (premis)

Sebagian yang mempunyai rambut adalah manusia. (simpulan)

 

2. Semua S adalah P. (premis)

Tidak satu pun S adalah tak-P. (simpulan)

 

Contoh: Semua pistol adalah senjata berbahaya. (premis)

Tidak satu pun pistol adalah senjata tidak berbahaya. (simpulan)

 

3. Tidak satu pun S adalah P. (premis)

Semua S adalah tak-P. (simpulan)

 

Contoh: Tidak seekor pun gajah adalah jerapah. (premis)

Semua gajah adalah bukan jerapah. (simpulan)

 

4. Semua S adalah P. (premis)

Tidak satu-pun S adalah tak P. (simpulan)

Tidak satu-pun tak P adalah S. (simpulan)

 

Contoh: Semua kucing adalah berbulu. (premis)

Tidak satu pun kucing adalah takberbulu. (simpulan)

Tidak satupun yang takberbulu adalah kucing. (simpulan)

 

2. Penarikan simpulan secara tidak langsung

Untuk penarikan simpulan secara tidak langsung diperlukan dua premis sebagai data. Dari dua premis tersebut akan menghasilkan sebuah simpulan. Premis yang pertama adalah premis yang bersifat umum dan premis yang kedua adalah premis yang bersifat khusus.

Jenis penalaran deduksi dengan penarikan simpulan tidak langsung, yaitu:

1. Silogisme

Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan).

Contohnya:

- Semua manusia akan mati

Ani adalah manusia

Jadi, Ani akan mati. (simpulan)

 

- Semua manusia bijaksana

Semua dosen adalah manusia

Jadi, semua dosen bijaksana. (simpulan)

 

2. Entimen

Entimen adalah penalaran deduksi secara tidak langsung. Dan dapat dikatakan silogisme premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui.

Contohnya :

- Proses fotosintesis memerlukan sinar matahari

Pada malam hari tidak ada sinar matahari

Pada malam hari tidak mungkin ada proses fotosintesis.

 

- Semua ilmuwan adalah orang cerdas

Anto adalah seorang ilmuwan.

Jadi, Anto adalah orang cerdas.

 

Jadi, dengan demikian silogisme dapat dijadikan entimen. Sebaliknya, entimen juga dapat dijadikan silogisme.

 

 

SUMBER :

 





 

Nama Kelompok : - Anistia Diantika 10210884

-          Elsa Halimah Noviana